<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d4041488050623816359\x26blogName\x3dJejak+Ikrar\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://jejakikrar.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3din\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://jejakikrar.blogspot.com/\x26vt\x3d-932133294075626317', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe", messageHandlersFilter: gapi.iframes.CROSS_ORIGIN_IFRAMES_FILTER, messageHandlers: { 'blogger-ping': function() {} } }); } }); </script>

on action!

Pesona Candi Prambanan

Sabtu, 28 Juli 2012

Halo sobat ikrar, kali ini saya akan membahas sebuah peninggalan bersejarah dan saksi bisu dari kejayaan hindu di tanah jawa, Indonesia. Jawa merupakan tanah yang bernilai historis tinggi, kerajaan-kerajaan hindu dan islam telah lama ada sejak ribuan tahun silam di tanah Indonesia. kali ini saya akan membahas pesona candi prambanan.

Candi Prambanan adalah bangunan luar biasa cantik yang dibangun di abad ke-10 pada masa pemerintahan dua raja, Rakai Pikatan dan Rakai Balitung. Menjulang setinggi 47 meter (5 meter lebih tinggi dari Candi Borobudur), berdirinya candi ini telah memenuhi keinginan pembuatnya, menunjukkan kejayaan Hindu di tanah Jawa. Candi ini terletak 17 kilometer dari pusat kota Yogyakarta, di tengah area yang kini dibangun taman indah.


Ada sebuah legenda yang selalu diceritakan masyarakat Jawa tentang candi ini. Alkisah, lelaki bernama Bandung Bondowoso mencintai Roro Jonggrang. Karena tak mencintai, Jonggrang meminta Bondowoso membuat candi dengan 1000 arca dalam semalam. Permintaan itu hampir terpenuhi sebelum Jonggrang meminta warga desa menumbuk padi dan membuat api besar agar terbentuk suasana seperti pagi hari. Bondowoso yang baru dapat membuat 999 arca kemudian mengutuk Jonggrang menjadi arca yang ke-1000 karena merasa dicurangi.


Candi Prambanan merupakan kelompok candi yang dibangun oleh raja-raja Dinasti Sanjaya pada abad IX. Ditemukannya tulisan nama Pikatan pada candi menimbulkan pendapat bahwa candi ini dibangun oleh Rakai Pikatan yang kemudian diselesaikan oleh Rakai Balitung berdasarkan prasasti berangka 856 M “Prasasti Siwargrarha” sebagai manifest politik untuk meneguhkan kedudukannya sebagai raja yang besar.Prasasti Siwargrarha tahun 856 M yang dikeluarkan oleh Rakai Pikatan tidak diketahui asalnya, kini disimpan di Museum Nasional Jakarta.


Candi Prambanan memiliki 3 candi utama di halaman utama, yaitu Candi Wisnu, Brahma, dan Siwa. Ketiga candi tersebut adalah lambang Trimurti dalam kepercayaan Hindu. Ketiga candi itu menghadap ke timur. Setiap candi utama memiliki satu candi pendamping yang menghadap ke barat, yaitu Nandini untuk Siwa, Angsa untuk Brahma, dan Garuda untuk Wisnu. Selain itu, masih terdapat 2 candi apit, 4 candi kelir, dan 4 candi sudut. Sementara, halaman kedua memiliki 224 candi.

Candi induk di komplek candi prambanan ini adalah candi siwa, disebut candi siwa karena terdapat patung siwa didalamnya, siwa adalah dewa perusak alam, meskipun begitu siwa dianggap sebagai maha dewa bagi orang jawa hindu pada saat itu. bangunan candi ini memiliki 3 bagian, yaitu kaki, tubuh dan kepala. kaki candi bermakna dunia bawah yang artinya hawa nafsu, tubuh candi bermakna dunia tengah yang artinya wujud interaksi dengan dewa, kepala candi bermakna dunia atas yang artinya tempat para dewa. ini adalah arca siwa maha dewa yang terletak di tengah candi, posisi arca sedang mengheningkan cipta, arca siwa ini menggambarkan raja balitung, raja balitung adalah seorang raja hindu, pendeta dan pemimpin agama. kita bisa melihat bahwa siwa memiliki 3 mata dan 4 tangan, dia memegang kipas, tasbih, tunas bunga teratai, benda bulat sebagai benih alam semesta, memakai mahkota dan diatasnya terdapat gambar tengkorak.


Terdapat Arca Siwa Maha Guru yang berwujud seorang tua berjanggut yang berdiri dengan perut gendut dalam bentuk seorang yang sedang bertapa dan menggambarkan seorang guru. Arca ini dimaksudkan untuk menggambarkan seorang pendeta dalam keraton raja Balitung, selain itu juga menjadi penasihat dan guru bagi raja Balitung. Arca Siwa Maha Guru mempunyai tanda-tanda seorang petapa antara lain: tangan kanannya memegang tasbih, tangan kirinya memegang kendi (tempat air) dan diatas bahunya terdapat kipas. Trisula yang terletak disebelah kanan belakangnya menandakan senjata khas Siwa. 

Arca Ganesha merupakan arca manusia berkepala gajah bertangan empat yang sedang duduk dengan perutnya yang gendut. Arca Ganesha berarti Dewa bahagia. Arca Ganesha mempunyai tanda-tanda antara lain : tangan kanan belakangnya memegang tasbih dan tangan belakang kiri memegang kampak sedangkan tangan kanan depannya memegang patahan gadingnya sendiri dan sebuah mangkuk di tangan kiri depan yang sedang dihisap dengan belalainya. Ujung belalai dari arca Ganesha ini dimasukkan kedalam mangkuk itu yang menggambarkan bahwa ia tak pernah puas meneguk ilmu pengetahuan. pada zaman hindu, Ganesha menjadi lambang kebijksanaan dan ilmu pengetahuan, penghalau segala kesulitan. Pada mahkota terdapat tengkorak dan bulan sabit sebagai tanda bahwa dia anak Siwa dan Uma, istrinya. Arca Ganesha ini menggambarkan putera mahkota dan panglima perang Raja Balitung. 

Ruang keempat disebelah utara menghadap candi Wisnu, didalam ruang terdapat arca Durga Mahisasuramardhini sebagai istri Siwa. Arca Durga Mahisasuramardhini ini berwujud seorang wanita bertangan delapan yang memegang beraneka ragam senjata. Senjata-senjata tersebut antara lain cakra dan gada ditangan kanan atas, anak panah dan ekor banteng ditangan kanan bawah, sankha dan perisai ditangan kiri atas, busur panah dan rambut berkepala raksa asura ditangan kiri bawah. Arca Durga Mahisasuramardhini ini berdiri diatas banteng Nandi (Mahisasura/lembu jantan) yang sudah dikalahkan dalam sikap “tribangga” yaitu tiga gaya gerak yang membentuk tiga lekukan tubuh. Banteng Nandi digambarkan sebagai penjelmaan dari Asura yang menyamar. Banteng tersebut merupakan makhuk jahat yang menyamar dan sesudah dikalahkan ditarik dari badan banteng dan menunjukkan sifat aslinya. Durga berhasil mengalahkan banteng Nandi dan menginjaknya sehingga dari mulutnya keluarlah asura yang kemudian ditangkapnya. Durga Mahisasuramardhini dilambangkan sebagai (isteri) Siwa. Menurut mitologi ia tercipta dari lidah-lidah api yang keluar dari tubuh para Dewa. Durga merupakan Dewi kematian, oleh karena itu arca Durga menghadap ke utara yang merupakan mata angin kematian. Arca Durga menggambarkan permaisuri Raja Balitung. Arca Durga oleh penduduk sekitar lebih sering disebut sebagai Rara Jonggrang, seperti pada legenda yang ada di daerah Prambanan. 

Candi Brahma 
Candi Brahma mempunyai luas dasar 20 meter persegi dan mempunyai ketinggian dari dasar 37 meter. Pada dinding luar candi terdapat gambar ruangan berisi singa yang berdiri diantara dua tiang dan diatasnya terdapat gambar kalamakara. Arca Brahma mempunyai empat kepala dan empat lengan. Salah satu tangannya memegang tasbih yang satunya memegang “kamandalu”. Kamandalu merupakan tempat air. Keempat wajah menggambarkan keempat kitab suci Weda, masing-masing menghadap keempat arah mata angin. Pada keempat lengannya menggambarkan keempat arah mata angin. Sebagai pencipta ia membawa air karena seluruh alam keluar dari air. Tasbih yang ada di tangan arca Brahma menggambarkan waktu. Arca Brahma digambarkan sebagai dewa pencipta alam. Dibawah arca Brahma juga terdapat sumur dan hanya berisi tanah. Dasar kaki candi Brahma dikelilingi oleh selasar yang dibatasi pagar langkan dimana pada dinding langkan sebelah dalam terpahat relief serupa pada candi Siwa. Relief pada candi Brahma merupakan lanjutan dari cerita Ramayana yang ada di candi Rara Jonggrang.

Candi Wisnu 
Pada Candi Wisnu terdapat disebelah utara candi Rara jonggrang. Candi Wisnu mempunyai bentuk dan ukuran serta hiasan dinding yang sama dengan candi Brahma. Candi Wisnu juga hanya mempunyai satu ruang seperti candi brahma, satu-satunya ruang tersebut berdiri arca Wisnu. Arca Wisnu mempunyai empat tangan, gada di tangan sebelah kanan, cakra di tangan sebelah kiri dan tiram di tangan sebelah kanan. Dibawah arca Wisnu juga terdapat suatu sumur yang hanya berisi tanah. Pada dinding langkan sebelah dalam terdapat relief cerita Kresna sebagai “Avatara” atau penjelmaan Wisnu dan Balarama (Baladewa) kakaknya.


Candi Nandi
Candi Nandi terletak di deretan sebelah timur dan merupakan candi yang mempunyai luas pada dasar sebesar 15 meter persegi dan mempunyai ketinggian 25 meter. Candi Nandi mempunyai satu jalan masuk yang menghadap kebarat tepat di depan jalan masuk candi Rara Jonggrang. Dinding luar candi terdapat dua macam gambar yang berdampingan. Gambar pertama merupakan gambar ruangan yang berisi seekor singa diantara dua tiang dan diatasnya gambar kalamakara. Gambar kedua merupakan satu pohon yang daunnya terpahat halus dan dibawahnya di kanan-kiri terdapat dua ekor burung. Gambar semacam ini terdapat juga pada kedua candi lainya dideretan sebelah timur. Didalam satu-satunya ruangan yang ada terdapat arca seekor lembu jantan dalam sikap merdeka yang berbaring menghadap ke candi Siwa. Lembu ini adalah Nandi, hewan yang biasa dikendarai oleh Siwa. Arca lembu yang terdapat dalam candi Nandi mempunyai panjang kurang lebih 2 meter. Selain arca Nandi, dalam ruangan terdapat dua arca lainnya, disudut belakang dari candi nandi ini terdapat arca Dewa Candra disebelah kiri dan Surya disebelah kanan. Candra yang menggambarkan Dewa Bulan, mempunyai mata tiga buah dan berdiri diatas kereta yang ditarik oleh sepuluh ekor kuda. Surya yang menggambarkan Dewa Matahari berdiri diatas kereta yang ditarik oleh tujuh ekor kuda. Dinding ruang tidak dihias dan hanya terdapat pada tiap sisi dinding satu batu yang menonjol untuk tempat penerangan. Pada dinding langkan tidak terdapat relief seperti halnya pada candi dideretan sebelah barat.

Candi Angsa
Candi Angsa terletak disebelah selatan candi Nandi dan berhadapan dengan candi Brahma. Candi Angsa merupakan candi yang mempunyai luas pada dasar sebesar 13 meter persegi dan mempunyai ketinggian 22 meter. Candi Angsa mempunyai satu ruang tetapi ruangan tersebut tidak berisi apapun. Kemungkinan ruangan ini hanya dipakai untuk kandang angsa, hewan yang biasa dikendarai oleh Brahma. Walaupun tidak terdapat arca didalamnya, namun terdapat sumur yang berisi tulang-tulang anjing bercampur tanah. Mungkin dimaksudkan sebagai sajian korban waktu candi tersebut dibangun. Dinding ruang tidak dihias dan hanya terdapat pada tiap sisi dinding satu batu yang menonjol untuk tempat penerangan. Pada dinding langkan tidak terdapat relief seperti halnya pada candi dideretan sebelah barat.

Candi Garuda
Candi Garuda terletak disebelah utara candi Nandi dan berhadapan dengan candi Wisnu. Candi Garuda mempunyai bentuk, ukuran serta hiasan dinding yang sama dengan candi Angsa. Didalam Candi Garuda terdapat satu ruangan, satu-satunya ruangan yang ada terdapat arca kecil yang berwujud seekor Garuda yang berada diatas seekor naga. Garuda merupakan kendaraan Wisnu. Tetapi pada saat ini ruangan candi masih dalam keadaan kosong. Garuda tersebut berwujud burung yang badannya bagian atas berbentuk manusia dengan dua tangan tapi bercucuk. Bagian bawah berbentuk burung yang bersayap, berekor, berkaki dua yang berkuku tajam. Dipunggungnya terdapat suatu tempat duduk untuk Wisnu apabila burung sedang terbang.

 Candi Apit
Candi Apit berada diujung lorong diantara dua barisan candi utama. Di komplek candi Prambanan terdapat dua buah candi Apit. Candi Apit mempunyai luas dasar 6 meter persegi dan mempunyai ketinggian 16 meter dari atas tanah. Candi Apit mempunyai satu ruangan tetapi ruangan tersebut kosong. Kemungkinan dahulu kala candi ini dipergunakan untuk bersemedi sebelum memasuki candi induk.

Candi Kelir
Candi Kelir dikomplek candi Prambanan terdapat 4 candi. Candi Kelir mempunyai luas dasar sebesar 1,55 meter persegi dan mempunyai ketinggian 4,10 meter. Candi Kelir tidak mempunyai tangga untuk masuk. Candi Kelir berfungsi sebagai penolak bala.

Candi Sudut
Candi sudut berjumlah empat buah, dan posisinya berada disudut-sudut candi. Candi sudut mempunyai ukuran yang sama dengan candi Kelir.

Label:


Bookmark this post to del.icio.us Digg this post! Bookmark this post to Yahoo! My Web Bookmark this post to Furl

Newer Posts | jejakikrar.blogspot.com Home | jejakikrar.blogspot.com Older Posts | jejakikrar.blogspot.com